Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Skill Yang Diperlukan Guru Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka


Skill Yang Diperlukan Guru Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka


Salam dan bahagia pembaca. Sahabat TREND GURU , pada kesempatan kali ini Admin ingin membagikan informasi tentang Skill Yang Diperlukan Guru Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka.

Pendidikan adalah akses paling dekat untuk mendapatkan pengetahuan atau pemahaman baru yang tentunya semakin luas dan semakin beragam. Hal ini terjadi karena pada dasarnya manusia mengalami pertumbuhan tiap waktunya.

Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur formal maupun non formal. Dari segi formal sendiri, pendidikan dapat dilakukan pada satuan pendidikan tertentu seperti sekolah usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah, hingga pendidikan tinggi.

Sedangkan pendidikan non formal dapat ditempuh dimanapun, ya, dimanapun. Karena pada dasarnya pendidikan bermaksud agar kita mendapatkan peningkatan pemahaman dari belum tahu menjadi tahu atau sepertinya tahu menjadi pasti tahu.

Lebih lanjut lagi, konsep pendidikan juga memiliki ragam tujuan. Baik untuk mendapatkan keseimbangan finansial, nyambung ketika menjalin obrolan, mendapatkan pujian atas apa yang diketahui, hingga menghindari suatu hal yang tidak ingin terjadi.

Semua hal tersebut adalah alasan dari sekian banyak tujuan dari dilaksanakannya pendidikan. Dan untuk menggapai suatu tingkatan pengetahuan tertentu, kita perlu “mengeluarkan biaya” sebagai bentuk penghargaan karena telah diberikan kekuatan untuk dapat belajar berbagai macam sumber.

Namun, apa yang akan terjadi jika ternyata pendidikan formal yang sudah sangat lama tertanam di lingkup pendidikan kita harus berubah karena perubahan zaman? Globalisasi? Disrupsi karakter sosial? Tentu semua membutuhkan adaptasi sistem terbarukan.

Menanggapi hal tersebut, Kemendikbud Ristek mencanangkan suatu program kurikulum untuk menggantikan Kurikulum 2013 sebagai bentuk developing tatanan pendidikan dan pola pikir baru di lingkungan sekolah.

Program kurikulum tersebut dinamakan dengan Kurikulum Merdeka, yang sebelumnya dikenal dengan nama Kurikulum Prototipe untuk Sekolah Penggerak. Kurikulum Merdeka dapat menggantikan Kurikulum 2013 karena disusun untuk dapat mengasah kompetensi siswa/siswa.

Secara singkat, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan untuk mengaash minat dan bakat siswa dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi khusus yang dimiliki oleh siswa.

Berdasarkan laman yang ditulis oleh Kenya Swawikanti dalam web ruangguru.com, Kurikulum Merdeka mulai diterapkan secara perlahan selama tahun 2022-2024 dan sudah diimplementasikan di 143.265 sekolah terhitung sejak Juni 2022.

Jadi, untuk menanggapi penerapan Kurikulum Merdeka agar fully implemented pada tahun 2024 mendatang, apa saja yang bisa dipersiapkan sekolah? Bagaimana cara belajar siswa dalam metode belajar ini? Atau bisakah Kurikulum ini dipersiapkan oleh keterampilan mengajar guru di kelas sebelum fully implemented? Jawabannya, tentu bisa.

Karena secara garis besar pembelajaran dari Kurikulum Merdeka terdiri dari tiga hal, diantaranya :

Pembelajaran Berbasis Proyek/Studi Kasus

Fokus pada Materi Esensial

Fleksibilitas Pengajaran bagi Guru

Demikianlah karena Kurikulum Merdeka cenderung mengimplementasikan fleksibilitas dalam mengajar, berfokus pada cara materi-materi yang esensial pada murid, dan menggunakan contoh sehari-hari agar membangkitkan daya pikir siswa.

Dengan begitu siswa dapat dengan progresif mengalami peningkatan pemahaman sesuai dengan kebutuhan maupun perubahan zaman. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nyoman, dkk pada tahun 2019, terdapat beberapa skills yang dibutuhkan oleh guru dalam kelas dan sesuai pada visi dari Kurikulum Merdeka:

Question Skill

Skill ini merupakan hal yang wajib dimiliki oleh guru untuk meningkatkan pemikiran kritis, problem solving skill, dan rasa kepercayaan diri. Hal ini dapat dilakukan di tengah kegiatan mengajar dengan maksud untuk tetap berekspresi, fokus, berdiskusi dan menyederhanakan pemahaman dari materi yang disampaikan.

Reinforcement Skill

Reinforcement disini berarti penguatan pemahaman dari apa yang disampaikan oleh guru di dalam kelas. Hal ini dapat berupa feedback atau tanggapan oleh siswa dalam kelas dan ekspresi, gestur, gerakan maupun aktivitas menyenangkan lainnya dalam proyek tugas yang diberikan.

Variation Skill

Kunci dari variasi disini bermaksud untuk menghilangkan rasa bosan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Variasi dapat berupa break untuk meluapkan emosi sejenak atau mengobrol bahkan bercerita bersama. Kegiatan semacam ini dapat kembali memfokuskan siswa kembali di dalam pembelajaran.

Explaining Skill

Pada dasarnya, dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan pemahaman konseptual dari materi yang diterimanya. Skill yang diperlukan guru dalam mempersiapkan dan menyampaikannya secara logis namun dengan gambaran tentang why, what, dan how sesuatu tersebut terjadi.

Opening and Closing Skill

Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, siswa biasanya memerlukan atmosfer khusus untuk menyenangkan mentalnya di kelas. Hal ini dapat pula berasal dari cara pembawaan dan pembukaan kalimat yang disampaikan guru.

Selain itu, closing di tiap pelajaran juga dapat mempengaruhi hasil belajarnya seperti me­-review materi, memberikan evaluasi, dan mengulas kembali materi yang disampaikan.

Small Group Discussion (SGD)

SGD adalah hal mendasar yang biasanya dilakukan di dalam kelas apabila terdapat isu yang membutuhkan interaksi face-to-face. Beberapa komponen dari SGD diantaranya adalah memfokuskan perhatian pada masalah, mengklasifikasi masalah, analisis sudut pandang siswa, mengembangkan deskripsi masalah, berdiskusi atas solusi, dan tentu menyampaikan kesimpulan berupa solusi.

Classroom Management Skill

Manajemen kelas disini diartikan agar situasi belajar mengajar masih kondusif dan menyenangkan, materi yang disampaikan guru juga dapat diterima oleh siswa karena semua pihak dalam kelas terkondisikan dengan baik.

Skill of Organizing Small Group and Individual Work

Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan diantaranya adalah pendekatan personal, manajemen diri, penerjemahan dan panduan pembelajaran, serta implementasi aktivitas belajar pada tiap bab yang disampaikan.

Terima kasih sudah berkunjung ke Web TREND GURUApabila artikel ini bermanfaat Skill Yang Diperlukan Guru Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.