Modul Capaian Pembelajaran Sekolah Penggerak
N o |
Pertanyaan |
Jawaban |
1 |
Bagaimana prosedur penyusunan Capaian Pembelajaran, sejauh mana keterlibatan guru dalam penyusunan CP? |
CP dibuat
oleh pakar yang terdiri dari akademisi, praktisi bidang ilmu tersebut, dan guru terpilih dan telah melalui beberapa tahap validasi yang juga melibatkan guru. |
2 |
Apakah ada peluang bagi guru untuk
memberi
masukan/usulan untuk
CP? |
Guru dapat memberi masukan/usulan melalui proses monitoring dan evaluasi kurikulum. |
3 |
Bagaimana menentukan alokasi waktu masing-masing tujuan pembelajaran pada CP yang menggunakan fase ? |
Pemerintah pusat
menetapkan jumlah jam pelajaran setiap
CP per tahun, bukan per fase. |
4 |
Bagaimana pembelajaran nanti dilaksanakan ketika dalam
1 kelas terdapat perbedaan level
capaian belajar siswa didiknya? Misal, dalam kelas 5 ternyata masih ada siswa yang masih berada di fase B, dan yang lain
sudah di fase C? |
Praktik pembelajaran sesuai dengan tahap capaian anak dapat
dilakukan secara beragam, disesuaikan dengan
kemampuan guru dan kapasitas sekolah. Guru disarankan bekerjasama untuk diskusi dan mempersiapkan pembelajaran. |
|
|
Salah satu contoh praktis penerapannya di kelas 5. |
|
|
|
1. Sekolah membentuk tim guru mata pelajaran/guru kelas, misalnya kelompok guru yang mengajar kelas 5 (KKG tingkat sekolah) 2. Tim tersebut
bertugas diskusi mengenai perencanaan pembelajaran, asesmen dan metode yang akan digunakan. Termasuk mempersiapkan asesmen diagnostik yang akan
digunakan, serta berbagai lembar kegiatan siswa
untuk berbagai capaian kompetensi siswa. 3. Tim juga berdiskusi tentang kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengakomodir siswa yang berminat mengeksplorasi topik lebih lanjut, dan siswa yang kesulitan belajar topik yang sedang dipelajari. 4. Semua dokumen tersebut
dikumpulkan menjadi
modul ajar, dan disimpan dalam satu folder bernama Modul Ajar Kelas 5. Folder modul ajar ni yang dapat diakses oleh semua anggota tim, guru lain dan juga pimpinan sekolah. 5. Di kelas, saat tugas kelompok, guru mengelompokkan siswa berdasarkan hasil tes diagnostik. Setiap kelompok mendapatkan lembar kegiatan yang sama, dan selama kegiatan kelompok berlangsung, guru berkeliling dan memantau. 6.
Untuk kelompok yang dapat menyelesaikan tugas dan berminat belajar dan mengeksplorasi topik ini lebih jauh, guru memberikan lembar kerja tingkat
lanjut
yang berisi pertanyaan yang
untuk mengakomodir kebutuhan tersebut. Sementara untuk kelompok yang mengalami kesulitan belajar topik ini, guru mendampingi dan
atau memberikan lembar kerja dengan pertanyaan yang memandu siswa untuk memahami tugas yang diberikan. 7. Tim akan bertemu (melakukan KKG sekolah) secara rutin untuk diskusi kemajuan
pembelajaran, termasuk tentang kemajuan
belajar siswa dan langkah-langkah yang perlu
ditempuh. Bila diperlukan diskusi juga dapat dilakukan diluar jam KKG 8. Bila ada ide-ide baru, atau lembar kegiatan atau lembar asesmen baru, maka dokumen disimpan dalam folder Modul Ajar Kelas 5. |
|
5 |
Apakah perbedaan capaian pembelajaran dengan KI,
KD
pada K13? |
CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi dan diatur
dalam fase-fase. Disampaikan dalam bentuk paragraf/narasi untuk menggambarkan rangkaian konsep dan keterampilan kunci yang ditargetkan untuk diraih oleh peserta didik. |
|
6 |
Mengapa CP disusun per fase ? |
Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari prinsip
pembelajaran sesuai tahap capaian belajar
atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right
level (mengajar pada tahap
capaian yang sesuai). Pembelajaran berdasarkan fase memberikan rentang waktu yang lebih panjang agar materi pelajaran tidak terlalu padat dan peserta didik mempunyai cukup banyak |
|
|
|
waktu untuk memperdalam materi dan mengembangkan kompetensi. |
7 |
Apakah CP menggantikan standar
kompetensi lulusan? |
Jawaban Babon FAQ Kurikulum: Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), seratara dengan KI- KD dalam Kurikulum 2013. Dengan kata lain, CP bukan pengganti SKL/STPPA ataupun SNP |
8 |
Apakah dengan sistem fase ini jika ada siswa yang tertinggal fase masih ada sistem tinggal kelas? |
Harapannya berangsur-angsur kebijakan tinggal kelas ini dapat
diganti dengan pembelajaran pada tahap capaian
yang sesuai (teaching
at the right level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
memberikan banyak manfaat
untuk anak (capaian
akademik mereka tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang kemampuannya untuk
sukses secara akademik. |