Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh LK Refleksi Kepala Sekolah Penggerak Tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional Untuk Mewujudkan Sekolah Aman dan Nyaman

 

Contoh LK Refleksi Kepala Sekolah Penggerak Tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional Untuk Mewujudkan Sekolah Aman dan Nyaman

LEMBAR KERJA 1

(silakan diunduh kemudian diisi)

REFLEKSI DIRI

Nama Peserta

: Rizki Dasilva S.Pd.I, MA

Instansi

: SDIT Muhammadiyah Bireuen

 

Sebelum masuk ke materi lokakarya 3 tentang pembelajaran sosial dan emosional untuk mewujudkan sekolah yang aman dan nyaman, mari terlebih dahulu kita mengenali diri kita masing-masing sebagai pemimpin sekolah/pendamping sekolah dengan menjawab pertanyaan reflektif berikut:

 

1.   Sebagai kepala sekolah/pengawas sekolah, Bapak/Ibu tentu pernah berada dalam suatu peristiwa yang  membuat Bapak/Ibu merasakan emosi-emosi positif, misalnya optimis, senang, cinta, bahagia, atau takjub, dan sebagainya.

a.  Dalam satu bulan terakhir, sebutkan salah satu peristiwa yang membuat Bapak/Ibu merasakan emosi-emosi positif. (Silakan dituliskan di mana kejadiannya, siapa yang terlibat, bagaimana kejadiannya, apa yang membuat Bapak/Ibu memilih  merefleksikan peristiwa tersebut?)

 

Beberapa hari yang lalu SDIT Muhammadiyah Bireuen melaksanakan Pameran Karya Siswa Sebagai bentuk mewujudkan Visi Sekolah Penggerak. Guru dan wali siswa dan siswa terlibat dalam kegiatan tersebut. Saya sebagai kepala sekolah sangat Bahagia dan optimis kalua sekolah yang saya pimpin akan semakin baik dan cerah kedepan. Karena ada output yang luar biasa, muncul kreatifitas, inovasi, kalaborasi dan saling menghargai di acara tersebut.

 

 

 

 

b.  Apa peran Bapak/Ibu saat itu? Apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk merespon dan mengelola emosi tersebut?

 

Kegiatan tersebut langsung saya rekomendasi menjadi kegiatan tahunan dan menjadi salah satu kegiatan penguatan proyrk profil pelajar pancasila

 

 

 

 

c.  Pembelajaran apa yang Bapak/Ibu dapatkan dari peristiwa tersebut dalam rangka meningkatkan pengelolaan diri?

 

Ada nilai positif seperti saling percaya dan tumbuh rasa optimis kepada guru di sekolah

 

 

 

 

 

 

 

2.  Saat menjadi kepala sekolah/pengawas sekolah, Bapak/Ibu tentu juga pernah berada dalam suatu peristiwa yang memicu emosi-emosi negatif misalnya marah,  sedih, kecewa,  menyesal, khawatir, dan sebagainya. Refleksikan:

 

a.   Dalam satu bulan terakhir, sebutkan salah satu peristiwa yang membuat Bapak/Ibu merasakan emosi-emosi negatif. (Di mana kejadiannya, siapa yang terlibat, bagaimana kejadiannya, apa yang membuat Bapak/Ibu memilih  merefleksikan peristiwa tersebut?)

 

 

Beberapa hari yang lalu saya membuat rapat dengan guru-guru disekolah, Sebagian guru terlambat mengikuti rapat, membuat saya timbul rasa kecewa atas kejadian ini.

 

 

 

b.  Apa peran Bapak/Ibu saat itu? Apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk merespon dan mengelola emosi tersebut?

 

Saya tetap tenang, tapi saya ingatkan dan kedepan akan saya beri punishment buat guru yang tidak disiplin mengikuti rapat disekolah

 

 

 

 

c.  Pembelajaran apa yang Bapak/Ibu dapatkan dari peristiwa tersebut dalam rangka meningkatkan pengelolaan diri?

Menjadi kepala sekolah harus lebih sabar dan bijak dalam mengambil setiap keputusan dan bijak. Tidak dalam keadaan kecewa apalagi marah.

 

 

 

 

 

 

3.  Dari beberapa aktivitas berikut, berikan tanda ceklis (v) berdasarkan skala yang paling sesuai!

Keterangan skala:

1 = Belum pernah dilakukan

2 = Jarang dilakukan

3 = Sering dilakukan

4 = Selalu dilakukan

 


 

No.

Perilaku

Skala

1

2

3

4

1.

Memulai kegiatan setiap hari dengan kesadaran akan tujuan yang jelas

 

 

 

V

2.

Memberikan kesempatan pada guru untuk  merefleksikan proses pembelajaran yang sudah dilakukan

 

 

V

 

3.

Mengisi waktu luang pribadi dengan melakukan kegiatan penyegaran/relaksasi yang sehat dan positif

 

V

 

 

4.

Memberikan fleksibilitas pada guru untuk  mengerjakan tugas sesuai dengan pilihannya

 

 

 

V

5.

Memberikan kesempatan pada guru dan murid untuk mengelola acara sekolah (literasi, seni dan olahraga, dll.)

 

 

 

V

6.

Mendengarkan penjelasan guru  yang  terlibat dalam perilaku indisipliner dengan sikap empati dan hormat

 

 

 

V

7.

Mengajak guru atau murid berdiskusi dan beropini  tentang  masalah yang terjadi dalam kelas/sekolah/masyarakat

 

 

V

 

8.

Mengungkapkan sikap tidak setuju pada rekan guru lain dengan sikap hormat dan empati

 

 

V

 

9.

Memfasilitasi guru/murid untuk duduk berdialog dalam menyelesaikan konflik

 

 

V

 

10.

Berpartisipasi dalam kegiatan komunitas atas inisiatif sendiri

 

 

 

V

11.

Melibatkan murid dalam membuat tata tertib sekolah agar sekolah aman dan nyaman 

 

V

 

 

12.

Melaksanakan program pendidikan seksualitas bagi murid

 

 

V